Sabtu, 20 Oktober 2012

pesan ibu


PESAN IBU
Materi memang dapat memberikan banyak kemudahan dalam hidup manusia. Namun materi bukanlah sumber kebahagiaan
  Apa yang dapat dari sebuah jerih payah yang penuh dengan kebaikan dan kebenaran sesungguhnya itulah kekayaan yang tiada tara nilainya
                Suatu hari tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya “ Om, beli kue om, masih hangat dan enak rasanya “.” Tidak dek,saya mau makan nasi saja “, kata si pemuda menolak. Sambil tersenyum si anak pun keluar dan dan menunggu di luar restoran. Melihat sipemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasirhendak membayar makanan berkata, “ Tidak dek, saya sudah kenyang”. Sambil mengikuti si pemuda, si anak berkata. “ kuenya bisa dibuat ole-ole pulang, Om “. Dompet yang sebelumnya di masukkan kedalam kantongpun kembali dibuka.  Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan keanak penjual kue. “ Saya tidak mau kuenya. Uamg ini anggap saja sedekah dari saya “. Dengan senang hati diterimanya uang itu, lalu bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran. Si pemuda memerhatikannya dengan saksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Dia langsung menegur “ hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada prang yang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa stelah uang ada ditanganmu, malah kamu berikan kepada si pengemis itu? “ Om,saya mohon maaf, jangan marah yah. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dapr mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan pasti kecewa, marah  dan sedih jika saya menerima uang bukan dai hasil menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya kasih kepada pengenis itu “. Si pemuda merasa takjub dan menganggukan kepala tanda mengerti. “ Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya akan semua untuk ole-ole “. Si anakpun segera menghitung dengan gembira. Sambil menyerahkan uanh si pemuda berkata, “ terima kasih dek, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu”.  Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan sipemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berkata “ Terima kasih Om,. Inu pasti gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi khidupan kami”.
                Terlepas dari ini semua, ada kekayaan sejati yang harus kita kejar. Kekayaan yang akan membuat kita kaya du ia akhirat. Sebuah kekayaan yang sudan pasti menciptakan kebahagian hidup . Satu kekayaan yang selalu penuh dengan kejujurandan kebaikan yaitu kekayaan nurani yang penuh dengan cinta kasih. Manusia harus menjadi laskar-laskar pengumpulan kekayaan sejati dan abadi. Materi memang dapat memberikan kemudahan kepada manusia. Akan tetapi materi bukanlah sumber kebahagiaan.
                Sumber kebahagian tidaklah terletak pada kekayaan hartabenda melainkan ada pada kekayaan mental

Minggu, 30 September 2012

Pesan Sang Ayah


PESAN SANG AYAH
Kata – kata itu bisa membunuh tetapi kata – kata itu juga bisa menyembuhkan
Bijaklah dalam berucap. Dan cerdaslah dalam mengolah setiap kata yang didengar
                Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik sebelum ayahnya meninggal berpesan dua hal : pertama jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu, dan kedua jika mereka pergi atau pulang dari toko dan sebaliknya jangan sampai mukanya terkena sinar matahari. Waktu terus berjalan. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayhnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya, sedang yang bungsu menjadi semakin miskin. Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka. Jawab anak yang bungsu : Inilah karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagihnya. Juga ayah berpesan supaya kalau saya pergi Atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian akibatnya pengeluaranku bertambah banyak. Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, iupun bertanya hal yang sama. Jawab anak yang sulung. Ini semua karena saya menaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang dengan saya, maka saya tidak menghutangkan barang saya sehingga dengan demikian modal tidak susut. Juga ayah berpesan kepada saya supaya jika saya berangkat ke toko atau sebaliknya saya tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat  sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko yang lain buka,dan tutup setelah toko orang lain tutup, karena kebiasaan itu maka orang menjadi tahu tokoku dan menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama.
 Kata – kata itu menyimpan kekuatan yang tidak terbatas, oleh karena itu, tergantung kita menyikapinya. Jika kita menyikapi secara positif maka ia akan mengantarkan kita ke menara kesuksesan. Sebaliknya jika kita menanggapinya secara negatif, maka ia akan membawa kita kejurang kegagalan

Sabtu, 29 September 2012

Ini kisahku, Rainbow inspirasiku


Sabtu, 29 September 2012

Sebuah buku dari Andy stevanio yang sangat menginspirasiku
Rainbow “ The Spirit Of Life”
Begitu banyak kata – kata yang terdapat didalam buku ini yang sangat memberikan inspirasi buatku. Salah satunya “  BARANG ANTIK JENDRAL ”
“ Ketakutan sering kali membuat manusia kehilangan akal sehat dan tidak ber-Tuhan”
“ Ketakutan sering kali membuat manusia menjadi lemah. Untuk itu, manusia harus berani menyingkirkan ketakutan-ketakutan yang ada dalam dirinya “
Sebuah kisah
Seorang jendral sedang bermain-main dengan barang antik berharga yang dihadiakan kepadanya, dan ia hampir menjatuhkan ketanah, “Hampir saja!”. Jendral itu diam beberapa saat dan berfikir, “Aku telah memerintahkan puluhan ribu pasukan dan menghadapi risiko hidup mati dalam pertempuran, dan tidak pernah merasa takut. Mengapa saat saya hampir menjatuhkan benda ini menjadi begitu gelisah dan takut?” dia akhirnya menyadari bahwa hadiah tersebut yang membawa rasa takut kehilangan, Sehingga menyebabkan dia gelisah. Oleh karena itu ia mengangkat benda itu dan melemparkannya sekuat tenaga hingga pecah.
Kita sebagai manusia sering diperdaya oleh rasa ketakutan yang berlebihan. Takut kehilangan sesuatu yang kita miliki yang pada akhirnya membuat hidup menjadi tidak tenang. Manusia seharusnya lebih mengutamakan mata hati dalam melihat dibandingkan dengan mata yang ada diwajah kita untuk melihat segala sesuatunya. Namun pada kenyataannya manusia masih lebih suka melihat apa yang terlihat jelas fisiknya. Padahal manusia pun tahu bahwa segala sesesuatu yang terlihat jelas ada batas usianya dan bersifat sementara.
Sahabatku, apa yang kita miliki tidaklah lebih dari kepemilikan yang bersifat hak pakai yang ada batas waktu tertentu. Dan keberadaan manusia di dunia ini pun hanyalah sebagai tamu. Jika tiba saatnya semua akan dikembalikan dan ditinggalkan. Oleh karena iu, apapun yang kita miliki sikapilah sewajarnya dan tidak berlebihan. Kita memiliki kekayaan yang melimpah, kita hanya bisa memakainya dalam rentang waktu  tertentu , entah kekayaan itu yang akan hilang dalam kehidupan kita ataupun justru kitalah yang akan meninggalkan itu semua.
Kata demi kata itulah yang sangat menginspirasiku, disaat kamarku dibobol maling 2 minggu yang lalu yang merampas, hmmm “merampas” laptop, uang, serta hp dalam waktu sekejap membuatku tetap bersyukur kepada Allah dengan hidupku  sekarang, karena pada saat itu aku tidak berada di tempat kejadian. Mungkin saja jika aku berada di tempat kejadian, aku mungkin tidak sesehat sekarang karena truma dengan kejadian itu, aku yakin ada sesuatu yang lebih baik yang direncanakan oleh Allah untuk diriku.
Agar kita terhindar dari ketakutan kehilangan yamg berlebihan terhadap segala yang berwujud yang bersifat duniawi, maka kita pun harus meninggalkan kemelekatan dan kepemilikan yang berlebihan. Penuhi jiwa kita denga rasa syukur dan ikhlas. Apapun yang kita punyai, manfaatkan dan nikmati dengan bijak. Apapun yang menimpa kita trima dengan ikhlas. Syukur dan ikhlas akan menjauhkan kita dari takut kehilangan terhadap hal-hal yang bersifat dunia bahkan dengan syukur dan ikhlas akan membuat kita menjadi berani dalam menghadapi apapun, sekalipun dengan kematian.
Sesungguhnya ketakutan yang harus dimiliki oleh manusia adalah ketakutan akan kehilangan kesempatan untuk melakukan kebaikan, ketakutan akan ketidakmampuan untuk melangkah fijalan kebenaran dan ketakutan kehilangan hati nuraniyang berwelas asih




Kamis, 27 September 2012

Refleksi


Tanggal 25 September 2012
Yang terjadi dalam kelas pada saat itu adalah proses belajar mengajar , mata kuliah umum psikologi . Hari itu ibu akan memberikan materi mengenai “Lingkup Pelajaran” rangkuman dari tugas sasaran dan harapan kemarin. Tapi sebelum itu kita membahas dulu mengenai “Maturity, Proses Pendewasaan” yaitu 15 perbedaan antara anak-anak dan orang dewasa.
Saat itu juga ibu menceritakan berbagai pengalaman dan kekuasaan Allah,  berbicara mangenai kesyukaran adanya dokter dan perawat pada saat beliau sakit,beliau juga bercerita tentang banyaknya mahasiswa yang datang kepada beliau sebagai pembimbing konseling   yang bercrita mngenai khidupan para mahasiswa yang telah berbuat kesalahan yang besar  yang menyembunyikan masalah tersebut dari orang tuanya,  membahas mengenai tugas yang kemarin yang masih ada menggunakan sistem copy paste. Ibu juga menyampaikan bahwa setiap sesuatu yang dilakukan harus diimbangi dengan tanggung jawab yang besar. Dimana setiap tindakan yang dilakukan mempunyai resiko dan konsekensi.
           
Yang terjadi pada diri saya pada saat itu  saya mencoba berdialog dengan diri saya bahwa telah banyak kesalahan yang pernah saya perbuat selama ini, dimana tugas saya sering kerjakan dengan menggunakan sistem copy paste yang hanya saya sering cantumkan nama pemiliknya pada daftar pustaka dan referensi saja

Hikmah yang saya petik pada saat itu mengenai mahasiswa yang bercerita tentang kehidupan mereka dan berbagai kesalahan yang mereka sembunyikan kepada orang tuanya, bahwa mereka memang bisa menyembunyikan kesalahannya pada orang lain bahkan orang tuanya, tapi Allah Maha Melihat, segala sesuatu yang kita lakukan tidak dapat disembunyikan dari penglihatan-Nya . dan tentang kebiasaan yang copy paste, tindakan kita sebenarnya sangat salah, setiap apa yang kita lakukan dan apa yang kita ucapkan dari mulut kita harus diimbangi dengan tanggung jawab yang sangat besar

Dan kedepannya saya akan berusaha  menjadi seseorang yang lebih baik, menjadi seseorang yang bisa lebih bertanggung jawab dengan apa yang saya keluarkan dari mulut saya, berguna bagi seseorang  dan kalau bisa setiap nafas yang saya hembuskan bisa berguna baik diri pribadi maupun bagi orang lain